Pengertian Multimeter

Pengertian Multimeter – Biasanya multimeter digunakan sebagai alat untuk memperbaiki atau membuat sebuah rangkaian listrik. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi langsung kondisi dari komponen listrik seperti barang-barang elektronik.

Dengan mengetahui kondisinya, kita bisa tau apakah aliran listrik pada barang atau komponen tersebut sedang bermasalah atau tidak.

Jika memang bermasalah, maka kita bisa segera memperbaikinya untuk mencegah terjadinya korsleting listrik bahkan kebakaran.

Keren kan?

Pengertian Multimeter

Apa itu Multimeter

Pengertian multimeter, secara singkatnya dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur permasalahan kelistrikan. Detailnya, alat ini dapat mengukur tegangan, resistansi dan arus listrik disebuah rangkaian elektronik.

Beberapa orang lainnya menyebutkan alat ini dengan nama AVO meter atau maksudnya A (Ampere), V (Volt) dan O (Ohm). Selain mengukur permasalahan kelistrikan, kini multimeter telah dikembangkan untuk bisa mendeteksi temperature, induksi, frekuensi dan sebagainya.

Dengan multimeter maka kita bisa mengetahui apakah aliran listrik yang kita ukur bermasalah atau tidak. Tentunya jika bermasalah akan dapat membuat kita segera untuk memperbaikinya untuk mencegah korsleting listrik bahkan kebakaran.

Selain pengertian Multimeter, Sudah tahu pengertian sekering?

Fungsi Multimeter

Fungsi Multimeter

Kini multimeter telah dikembangkan dan memiliki banyak fungsi didalamnya.

Fungsi-fungsi ini tentunya dapat mempermudah kita untuk dapat mendeteksi permasalahan di rangkaian listrik. Adapun fungsi-fungsi dari multimeter, antara lain:

Mengukur Arus Listrik

Mengukur arus listrik adalah fungsi paling utama dari multimeter. Kita harus mengetahui tipe arus apa yang akan diukur sebelumnya untuk menghindari kerusakan yang terjadi.

Umumnya arus listrik terbagi menjadi dua, yaitu tipe AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current). Arus listrik bertipe AC berarti aliran pada tipe tersebut berjalan secara bolak-balik. Sedangkan pada arus listrik DC alirannya bersifat searah.

Mengukur Tegangan Listrik

Mengukur tegangan listrik juga menjadi fungsi utama dari multimeter. Kita dapat mengetahui tegangan atau tingkat voltase di sebuah rangkaian listrik. Untuk menggunakannya kita harus mengetahui dahulu level tegangan listrik tersebut.

Karena pada multimeter, terdapat saklar selector yang dapat berfungsi untuk menentukan batas ukur maksimum. Kita dapat memprediksi nilai dari level tegangan listrik tersebut sebagai batasan ukur pada multimeter.

Mengukur Hambatan Listrik

Mengukur hambatan listrik atau resistansi dari sebuah rangkaian elektronik juga termasuk salah satu fungsi utama multimeter. Dengan alat ini, kita dapat mengukur resistor yang mempunyai unsur resistansi didalamnya.

Sama halnya dengan mengukur tegangan listrik, fungsi ini juga memerlukan batas ukur maksimum resistensi sebelum menggunakannya. Jadi kita dapat memprediksi dahulu nilai ukur dari resistansi pada rangkaian listrik tersebut.

Mengukur Nilai Kapasitansi

Mengukur nilai kapasitansi rupanya bukan merupakan fungsi yang selalu terdapat pada multimeter. Multimeter yang dapat mengukur kapasitansi biasanya mempunyai jenis khusus sebagai fungsi tambahannya.

Multimeter yang memiliki fungsi ini akan mengukur nilai kapasitansi pada sebuah kapasitor. Sama halnya seperti fungsi sebelumnya, kita harus memprediksi batas ukur maksimum untuk menggunakannya.

Mengukur Frekuensi Sinyal

Mengukur frekuensi juga merupakan fungsi tambahan pada sebuah multimeter. Jadi tidak semua multimeter mempunyai fungsi ini. Umumnya multimeter yang dapat mengukur frekuensi berupa analog dan digital.

Multimeter yang memiliki fungsi ini akan dapat mengukur frekuensi dari sinyal pada sebuah komponen elektronika.

Mengukur Penguatan Transistor

Untuk mendapatkan fungsi tambahan ini, kita dapat menggunakan multimeter berjenis khusus. Karena mengukur penguatan transistor merupakan sebuah pengembangan dari fungsi utama multimeter.

Multimeter akan dapat mengetahui nilai dari faktor penguatan transistor atau Hfe. Dengan demikian, kita dapat mengukur nilai dari tipe NPN dan PNP pada sebuah penguatan transistor.

Baca Juga: Jenis Alat Ukur Listrik

Jenis Jenis Multimeter

Jenis-jenis Multimeter

Pada dasarnya, jenis dari multimeter terbagi menjadi dua yaitu analog dan digital. Dari kedua jenis tersebut, tentunya mempunyai perbedaan komponen didalamnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan singkat tentang jenis-jenis multimeter.

Analog

Jenis multimeter yang pertama adalah analog. Ciri-cirinya, pada multimeter analog mempunyai tampilan seperti jarum jam yang dilengkapi range atau nilai dari hasil pengukuran.

Multimeter dengan jenis ini mempunyai perhitungan secara manual sehingga membutuhkan ketelitian yang lebih tinggi. Terutama untuk menentukan tegangan listrik atau voltase yang nilainya cukup besar.

Digital

Jenis multimeter digital merupakan perkembangan dari yang bertipe analog. Ciri-cirinya, pada multimeter analog mempunyai tampilan led dan memiliki perhitungan secara otomatis. Jadi kita langsung dapat mengetahui hasil nilai pengukurannya.

Multimeter berjenis ini lebih akurat dibanding tipe analog dan mudah digunakannya. Selain mengukur tegangan, resistansi dan arus listrik multimeter digital juga dapat mengetahui nilai pada Hfe transistor dan fungsi tambahan lainnya.

Bagian-bagian Multimeter

Bagian Komponen Multimeter

Pentingnya multimeter sebagai media alat pengukuran rangkaian elektronik tak luput dari fungsi disetiap bagiannya. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang bagian-bagian dari multimeter :

Sekrup Pengatur Jarum Penujuk (Zero Adjust Screw)

Komponen ini berfungsi untuk mengatur posisi jarum penujuk dengan cara memutar sekrupnya baik kenanan atau kekiri. Biasanya untuk dapat mengatur posisi jarum kita dapat menggunakan obeng pipih kecil.

Tombol Pengatur Jarum Penunjuk (Zero Ohm Adjust Knob)

Komponen ini berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk ke posisi nol. Langkahnya, dengan memutar tombol baik kekiri atau keke\anan sehingga menunjukkan posisi nol.

Pemilihan saklar (Range Selector Switch)

Komponen ini berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukur maksimalnya. Biasanya pada multimeter terdapat empat posisi pengukuran, yaitu :

Posisi Ohm Multimeter yang memilih posisi ini berfungsi sebagai pengukuran resistansi. Umumnya, posisi ini memiliki tiga batas ukur seperti x1, x10 dan W+K
Posisi ACV (Volt AC)  Multimeter yang memilih posisi ini berfungsi sebagai pengukuran volt atau tegangan listrik AC. Umumnya, posisi ini memiliki lima batas ukur seperti 10, 50, 250, 500 dan 1000.
Posisi DCV (Volt DC) Multimeter yang memilih posisi ini berfungsi sebagai pengukuran tegangan listrik bertipe DC. Umumnya, posisi ini memiliki lima batas ukur seperti 10, 50, 250, 500 dan 1000.
Posisi DCma (Miliampere DC)  Multimeter yang memilih posisi ini berfungsi sebagai pengukuran arus listrik DC. Umumnya, posisi ini memiliki tiga batas ukur seperti 0.25, 25 dan 500.

Lubang Kutub (Common Terminal)

Komponen ini berfungsi sebagai tempat masuknya test lead + (warna merah) – (warna hitam).

Saklar Polaritas (Polarity Selector Switch)

Komponen ini berfungsi sebagai saklar untuk memilih polaritas dari arus bertipe DC atau AC.

Kotak Meter (Meter Cover)

Kotak meter ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan komponen-komponen multimeter didalamnya.

Jarum Penunjuk (Knife Edge Pointer)

Komponen ini berfungsi sebagai jarum penunjuk posisi dari hasil pengukuran.

Skala (Scale)

Komponen ini berfungsi untuk membaca hasil akhir dari rangkaian listrik yang diukur.

Cara Menggunakan Multimeter

Untuk dapat menggunakan multimeter, kita harus mengetahui dulu langkah-langkah pemakaiannya. Berikut ini adalah cara menggunakan multimeter untuk mengukur rangkaian listrik :

  1. Langkah pertama adalah memperhatikan jarum penunjuk yang memperlihatkan skala dari pengukuran.
  2. Selanjutnya perhatikan pengaturan knob atau saklar untuk mengatur fungsi ampere, voltage maupun ohm.
  3. Atur batas ukurnya sesuai posisi knob yang telah dipilih sebelumnya. Selain itu, pastikan juga knob dalam posisi off saat sudah tidak digunakan lagi.
  4. Tentukan lubang untuk menginput kabel jack sesuai fungsinya. Pada multimeter umunya terdapat dua lubang yaitu (+) dan (-) yang menunjukkan polaritas dari probe atau tegangan listrik.
  5. Pastikan kondisi baterai didalamnya masih bagus dan telah terpasang dengan baik.

Selain itu, ada hal yang harus diperhatikan saat menggunakan fungsi Ampere, Voltage dan Ohm, yaituaat mengukur arus listrik (Ampere), pastikan posisi pengukurannya pada DCA atau DCma.

Selanjutnya putar saklar selector pada posisi diatas arus yang ingin diukur. Kita dapat melihat batas ukurnya dari penjelasan sebelumnya.

Hal tersebut diperlukan untuk mencegah kerusakan sekering. Setelah itu, pastikan power supply terhubung ke beban dan dapatkan hasil pengukuran di layar tampilan multimeter.

Saat mengukur tegangan listrik (Volt), pastikan posisi pengukurannya pada AVC. Kemudian pilih skala pengukuran yang sesuai dengan rangkaian elektroniknya. Kita dapat melihat batas ukur tegangan dari pemilihan saklar posisi ACV.

Dengan menggunakan batas ukur yang sesuai rangkaian elektroniknya, maka akan mampu mencegah kerusakan. Langkah terakhir hubungkan probe kedalam rangkaian yang akan diukur dan kita dapat membaca hasilnya di layar tampilan multimeter.

Saat mengukur Hambatan (Ohm), pastikan posisi pengukurannya telah sesuai. kemudian kita tentukan dengan memilih skala pengukuran yang tepat. Kita juga dapat melihat skala atau batas ukurnya dari pemilihan saklar posisi Ohm.

Langkah terakhir hubungkan probe kedalam rangkaian resistor dan kita dapat membaca hasilnya pada layar tampilan multimeter.

Jangan Lupa Cek Juga Beda Listrik AC dan DC

Cara Kerja Multimeter

Kerja Multimeter

Setelah mengetahui cara menggunakan alat pengukur listrik ini mungkin kita menjadi penasaran gimana sih cara kerja multimeter?

Didalam multimeter terdapat sebuah kumparan yang terbuat dari tembaga. Kumparan tersebut diletakkan diantara kutub utara dan selatan. Pada kumparan tersebut juga terdapat sebuah jarum ukur untuk menunjukkan skalanya.

Apabila kedua ujung kumparan tersebut dialiri listrik, maka jarum tersebut akan bergerak menuju skala tertentu sebagai hasilnya. Dengan demikian, kita dapat memperoleh hasil dari rangkaian listrik yang sudah kita ukur.

Akhir Kata

Kesimpulannya, multimeter menjadi alat yang sangat penting untuk dimiliki teknisi dan orang yang berkutat elektronika. Dengan alat ini, maka akan dapat membantunya untuk menemukan permasalahan listrik yang menyebabkan korsleting bahkan kebakaran.

Fungsi utama dari multimeter awalnya hanya untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik saja. Namun, kini multimeter telah berkembang dan mempunyai fungsi baru seperti menghitung frekuensi, kapasitansi dan sebagainya.

Demikianlah pembahasan tentang pengertian multimeter beserta fungsinya. Selain itu kita juga telah membahas cara penggunaan multimeter sebagai pedoman untuk menjalankan alat ukur tersebut. Semoga informasi ini dapat berguna dan dapat diterapkan dengan mudah.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *